Cinta

7 Plays

29 Sep 2020

Jalan Kopi lukisan kenangan. Lihat.. Tepat setelah lampu-lampu di padamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang aku rindukan Disini, Di tempat yang paling kamu hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan .. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar,, Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan Kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakann senyummu di keindahan yang telah hilang  Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangkan, lenyap kau memutuskan berpindah hati Sebelum satu persatu rencana berhasil di wujudkan Menggores kesadaran menyayat perasaan Pada setiap kata yang memuat pertanyaan Aku mencari kau yang aku rindukan Aku menyapa kau yang aku nantikan Aku mencari Aku menyapa Aku menanti Aku merindu Aku terisak Aku menunggu hadirmu Dan kini, Satu-satunya yang tersisa hanyalah goresan yang aku buat sebahagai prasasti kesendirian Kapanpun sunyi merasuk jiwamu, kemarilah pesan kopi terpahit dengan kenangan termanismu Genggam kesedihanmu sebagai duka paling bahagia Dan bila hatimu butuh di dengarkan.. Temui aku dalam perbincangan, niscaya kopi yang kau pesan tak akan sepahit kehilangan.

1 Comments

Leave a comment

4 years ago

Jalan Kopi lukisan kenangan. Lihat.. Tepat setelah lampu-lampu di padamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang aku rindukan Disini, Di tempat yang paling kamu hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan .. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar,, Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan Kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakann senyummu di keindahan yang telah hilang  Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangkan, lenyap kau memutuskan berpindah hati Sebelum satu persatu rencana berhasil di wujudkan Menggores kesadaran menyayat perasaan Pada setiap kata yang memuat pertanyaan Aku mencari kau yang aku rindukan Aku menyapa kau yang aku nantikan Aku mencari Aku menyapa Aku menanti Aku merindu Aku terisak Aku menunggu hadirmu Dan kini, Satu-satunya yang tersisa hanyalah goresan yang aku buat sebahagai prasasti kesendirian Kapanpun sunyi merasuk jiwamu, kemarilah pesan kopi terpahit dengan kenangan termanismu Genggam kesedihanmu sebagai duka paling bahagia Dan bila hatimu butuh di dengarkan.. Temui aku dalam perbincangan, niscaya kopi yang kau pesan tak akan sepahit kehilangan.

You may also like